DASBOR GOAL DETIK KOMIK

Baca

Sabtu, 23 Oktober 2010

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.

Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang guru besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.

Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu: pemakaian huruf,penulisan huruf,penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

Pemakaian huruf
Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu :

1. Abjad
2. Vocal
3. Konsonan
4. Pemenggalan
5. nama diri

Penulisan huruf
membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi:

1. huruf capital
2. huruf miring

Penulisan kata
membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa:

1. kata dasar
2. kata turunan
3. kata ulang
4. gabungan kata
5. kata depan di, ke, dan dari
6. kata sandang si, dan sang
7. kata ganti kau, ku, mu, dan nya
8. partikel
9. singkatan dan akronim
10. angka dan lambang bilangan.

Penulisan unsur serapan
membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.

Pemakaian tanda baca (pugtuasi)
membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah :

1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (;)
4. Tanda titik dua (:)
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah (--)
7. Tanda elipsis (…)
8. Tanda tanya (?)
9. Tanda seru (!)
10. Tanda kurung ((…))
11. Tanda kurung siku ([ ])
12. Tanda petik ganda (“…”)
13. Tanda petik tunggal (‘…’)
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat (‘)


Pemakaian Huruf

Abjad, Vokal dan Konsonan
Abjad bahasa Indonesia menggunakan 26 huruf sebagai berikut. Perhatikan lafal setiap huruf.

Huruf dan Lafalnya
Aa [a] Jj [je] Ss [es]

Bb [be] Kk [k] Tt [te]

Cc [ce] Ll [el] Uu [u]

Dd [de] Mm [em] Vv [fe]

Ee [e] Nn [en] Ww [we]

Ff [ef] Oo [o] Xx [eks]

Gg [ge] Pp [pe] Yy [ye]

Hh [ha] Qq [ki] Zz [zet]

Ii [i] Rr [er]

Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a,i,u,e,o sisanya adalah konsonan (k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang :khseperti dalam kata khusus, akhir ngseperti dalam katangilu, bangunnyseperti dalam kata nyata, anyamsy seperti dalam kata syair, asyiksetiap pasangan itu menghasilkan satu fonem atau satu bunyi yang dapat membedakan arti. Karena itu, kh,ng,ny,sy masing-masing dihitung sebagai satu k (konsonan).

Pemenggalan Kata


Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

a. Jika ditengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu.Misalnya : ma-in, sa-at, bu-ah.Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.
Misalnya : au-la bukan a-u-la
sau-da-ra bukan sa-u-da-r-a

b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya : ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan

c. Jika ditengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya : man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, Ap-ril, bang-sa, makhluk

d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
misalnya : in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las

Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
misalnya : Makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah

Jika suatu kata terdiri dari atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a,1b,1c dan 1d di atas.
misalnya : bio-grafi, bi-o-gra-fi

Nama Diri

Cara penulisan nama diri (nama orang, lembaga, tempat, jalan, sungai, gunung, dan nama lainnya) harus mengikuti EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum, atau sejarah.

Contoh pemakaian biasa : Rumahnya di Jalan Pajajaran No.5.Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus : Pamanku dosen Institut Agama Islam Banten, Serang.
Untuk penulisan nama diri, unsur kimia, istilah ilmu pengetahuan, dan lambang dalam matematika, lambang huruf yang dipakai adalah x.
Misalnya :
Alex, Mexico, Texas (nama diri)
Xenon, xantat (nama unsur kimia)

Untuk penulisan kata-kata biasa yang bukan nama diri, lambang huruf yang dipakai adalah ks. Perhatikan penulisan dibawah ini.

Penulisan yang salah
Export
Complex
Penulisan yang benar
ekspor
kompleks

Selain ketentuan diatas, untuk menulis nama orang berlaku ketentuan khusus. Penulisan nama seseorang harus mengikuti kebiasaan orang yang empunya nama kendatipun hasil penulisannya menyalahi EYD. Karena itulah ketentuannya disebut ketentuan khusus. Betapa tidak, untuk menulis nama orang yang diafalkannya [yudi], penulisannya bisa lebih dari sepuluh macam dan semuanya sah adanya, yaitu
(1)Judi (5) Yudi (9) Yoedi
(2)Judie (6) Yudy (10) Yoedhy
(3)Judy (7) Yudhi (11) Yoedhie
(4)Judhy (8) Yudhie (12) Yoedy

Penulisan Huruf

Huruf Kapital atau Huruf Besar
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Misalnya : Selain buku juga penggaris yang dijual

• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya : “Ibu bertanya”

• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, nama agama, dan kitab suci; termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya :
Allah

• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang di ikuti dengan nama orang.
Misalnya: Azhairin aulia

• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama, jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Ir. Hari Haryono

• Huruf kapital dipaka sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia

• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya : Republik Indonesia

Huruf Miring

• Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya : majalah Bahasa dan Kesusatraan

• Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya : Huruf pertama kata abad ialah a

• Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya : Nama ilmiah buah manggis adalah Garcinia mangostana

Penulisan Kata

Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya : Saya mencintaimu

Kata Turunan
• Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya : Bergerigi

• Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahului.
Misalnya : Diberi tahu, beritahukan

Gabungan Kata
• Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya : duta besar

• Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan.
Misalnya : buku sejarah baru (sejarahnya yang baru)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar